APA PENYEBAB STUNTING TERSEBUT???
Stunting disebabkan oleh kombinasi faktor yang saling berkaitan, antara lain:
a. Kekurangan gizi kronis
- Asupan gizi yang tidak mencukupi, terutama zat penting seperti protein, zat besi, vitamin A, dan zinc.
- Pola makan yang tidak seimbang sejak masa kehamilan.
b. Infeksi berulang
- Anak yang sering menderita penyakit seperti diare, ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), cacingan, dan penyakit infeksi lainnya.
- Infeksi mengurangi nafsu makan dan penyerapan nutrisi, serta meningkatkan kebutuhan energi.
c. Kurangnya perawatan kesehatan ibu dan anak
- Minimnya akses ibu ke layanan kesehatan saat hamil.
- Tidak adanya imunisasi dasar lengkap dan pemantauan tumbuh kembang.
d. Pola asuh yang kurang tepat
- Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pemberian ASI eksklusif dan MPASI yang tepat.
- Minimnya stimulasi mental dan emosional pada anak.
e. Sanitasi dan kebersihan yang buruk
- Lingkungan tempat tinggal yang tidak higienis bisa memperparah kondisi anak dan memicu infeksi.
APASIH DAMPAK STUNTING BAGI ANAK ???
Stunting bukan hanya tentang ukuran tubuh, tetapi berpengaruh luas, antara lain:
a. Dampak Jangka Pendek:
- Perkembangan otak terhambat.
- Sistem kekebalan tubuh melemah.
- Mudah sakit.
b. Dampak Jangka Panjang:
- Kecerdasan (IQ) lebih rendah.
- Prestasi belajar buruk.
- Risiko lebih tinggi terkena penyakit tidak menular (hipertensi, diabetes).
- Produktivitas rendah saat dewasa, berpotensi memperpanjang lingkaran kemiskinan.
BAGAIMANA CIRI - CIRI ANAK STUNTING
· Tinggi badan tidak sesuai dengan usianya.
· Berat badan stagnan atau tidak meningkat sesuai grafik pertumbuhan.
· Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya.
· Anak menjadi lebih mudah lelah dan kurang aktif.
· Kemampuan belajar dan kognitif cenderung lebih rendah.
HMMM BAGAMANA CARA PENCEGAHANNYA?
Pencegahan harus dilakukan sedini mungkin, terutama selama masa kehamilan hingga usia dua tahun:
a. Selama kehamilan:
- Pemeriksaan kehamilan rutin.
- Konsumsi makanan bergizi seimbang.
- Suplemen zat besi dan asam folat.
b. Setelah anak lahir:
- ASI eksklusif selama 6 bulan.
- Pemberian MPASI yang bergizi dan tepat waktu.
- Imunisasi lengkap.
- Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Penerapan pola asuh dan stimulasi dini yang baik.
c. Perbaikan lingkungan:
- Akses air bersih.
- Sanitasi yang layak.
- Edukasi gizi dan kesehatan bagi masyarakat.